TRIBUNNEWS.COM.MAJALENGKA,- Pemkab Majalengka menggulirkan program internet masuk desa. Sejumlah desa di Kabupaten Majalengka diberi perangkat komputer lengkap dengan modemnya guna menunjang pelayanan terhadap masyarakat.
Bupati Majalengka Sutrisno, mengatakan berawal dari keinginan agar masyarakat mudah dalam membayar pajak bumi dan bangunan (PBB), membayar tagihan listrik, menjual pulsa telepon seluler maupun transaksi keuangan lain, pada 2010 dia punya ide untuk memberi bantuan komputer lengkap dengan modem ke setiap desa di Majalengka. Namun untuk menggulirkan program tersebut butuh dana yang tak sedikit, sehingga ide itu disampaikan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen Kominfo).
“Rupanya gayung bersambut. Sekarang internet pun sudah masuk desa. Bahkan Desa Lengkong Kulon begitu terkenal gara-gara internet. Orang banyak berdatangan sambil menikmati nasi uduk,” kata Sutrisno dalam pembukaan Festival Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika) 2014 di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jumat (26/9/2014).
Menurut Sutrisno, banyak manfaat dari TIK. Dengan TIK, setiap orang dan pemangku kepentingan akan mudah berkomunikasi. Transaksi pun lebih hemat, karena orang tak lagi datang ke Majalengka namun cukup membuka internet.
Yang paling utama, kata dia, dengan TIK, produk unggulan Kabupaten Majalengka bisa dengan mudah dikenal dunia. Saat ini, ujarnya, nasi uduk Lengkong Kulon yang terkenal, ke depan produk lain seperti durian, mangga gedong gincu, dan lainnya akan ikut terdongkrak.
“Apalagi sekarang Majalengka menjadi incaran banyak orang. Adanya proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) menjadikan orang mencari Majalengka. Tapi dengan TIK, cukup buka internet semua bisa,” kata Sutrisno.
Diakui Sutrisno, meski ada program internet masuk desa, bukan berarti semua warga melek teknologi informasi. Menurut Sutrisno, pembangunan infrastruktur TIK perlu ditingkatkan agar orang-orang di pelosok bisa benar-benar menikmati internet.
Dirjen Aplikasi Informatika Kemen Kominfo, Bambang Heru Tjahjono, mengatakan TIK mempermudah komunikasi antarpemangku kepentingan. Karena itu, ia mendorong semua desa di Indonesia punya website sehingga segala hal yang ada di desa bisa diinformasikan ke dunia. “Bikin website-nya dengan domain .id (dot id) sebagai identitas Indonesia,” kata Bambang.
Menurut Bambang, Festival Destika merupakan agenda penting dalam pemberdayaan masyarakat desa. Apalagi Undang-undang Desa sudah disahkan dan segera diberlakukan.
Bambang mengatakan anggaran desa bisa dimanfaatkan untuk TIK. Dengan begitu penggunaan anggaran pun bisa transparan karena dilakukan secara terbuka melalui perangkat TIK.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemen Kominfo, Septriana Tantari mengatakan, Festival Destika tahun ini merupakan yang kedua. Ada 18 provinsi yang hadir dalam Festival Destika, mulai dari Papua hingga Aceh. (roh) Editor: Budi Prasetyo
0 Komentar